• index
  • Pojok Ragam
  • Akui Masih Banyak Kekurangan, Hetifah Sebut MTM Simbol Semangat Bangun Pariwisata Kaltim

Akui Masih Banyak Kekurangan, Hetifah Sebut MTM Simbol Semangat Bangun Pariwisata Kaltim

POJOKALTIM, SAMARINDA - Event Mahakam Travel Mart (MTM) 2020 adalah simbol semangat di tengah pandemi. Bagaimana mempersiapkan daerah ini sebagai destinasi wisata yang layak dipilih wisatawan untuk dikunjungi pasca pandemi.


Hal ini disampaikan anggota Komisi X DPR RI asal Kaltim Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi gelaran MTM. Menurut politisi asal Partai Golkar ini, ada spirit dan optimisme tinggi pelaku industri pariwisata di Kaltim, untuk menjadikan daerah ini sebagai kawasan destinasi wisata yang nyaman dan aman untuk didatangi.


"Ini simbol kalau kita masih semangat ya. Kan kita harus menyiapkan diri, ketika kondisi sudah pulih, kita sudah siap dengan destinasi wisata," ungkap Hetifah saat menghadiri penutupan MTM Senin (23/11) malam kemarin.


Namun di sisi lain, Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini menilai masih ada sejumlah kekurangan yang perlu dibenahi. Utamanya dari masalah akses, mulai dari keterbatasan penerbangan, infrastruktrur transportasi yang dinilainya masih membuat wisata daerah ini tergolong high cost.


"Ya mungkin dari sisi transportasi kita masih kekurangan, penerbangan yang terbatas dan jadwal yang masih belum stabil. Terus infrastruktur jalan juga itu bikin perjalanan di sini cukup tergolong high cost, ini yang pelan-pelan akan kita benahi. Tapi yang paling penting itu destinasi siap dulu," urai Hetifah.


Tak lupa ia juga mengharapkan bagaimana pengelola pariwisata tetap menerapkan CHSE sebagai prioritas. Menurutnya di masa pandemi ini adalah bagaimana menciptakan trust bahwa daerah kita ini aman untuk dikunjungi.


Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Samarinda Muhammad Zulkifli menyebut pengembangan pariwisata adalah sinergitas seluruh masyarakat dan stake holder. Menurutnya ada yang disebut sebagai pentahelix pariwisata.


"Yang harus disadari pengembangan pariwisata ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Perlu sinergi, baik dari masyarakat, media dan pelaku industrinya," ujar Zul sapaan akrabnya.


Ia mencontohkan, misal akses jalan menuju sebuah destinasi belum baik, menjadi tanggung jawab Dinas PUPR. Fasilitas listrik dan air belum terlayani di sebuah destinasi, menjadi tanggung jawab instansi terkait seperti PLN dan PDAM. Hal inilah yang harus disatukan agar ke depannya dunia pariwisata di daerah bisa maju dan berkembang. Termasuk dalam mengedukasi masyarakatnya. (cuk)

Share: